Tuesday, March 29, 2005

Kau Bunga

Setangkai atau serangkai
Bunga tersembahkan untuk kejutan
Bagi jiwa yang telah menambat hati
Tiada kata yang mampu jelaskan
Mengapa?

Ketika aku memiliki sebuah bunga
seperti yang pernah membuatmu tertawa
Aku telah melangkah melalui taman
yang tak pernah berakhiran

Masih perlukah pertanyaan
Mengapa?
Bunga itu adalah dirimu sendiri
Setangkai atau serangkai
Kaulah persembahan untuk kejutan
Jiwa yang telah menambat hati tuan
Hingga hanya satu kata yang mampu terkata
Cinta...

Akankah jiwa merasakan
getar hati ini?

Monday, March 28, 2005

Bunga

Bunga…
Segenggam bunga ditanganku
Warna putih lili dan merah muda mawar…
Wangi yang semerbak diseluruh penjuru
Serasa turun ke bumi para dewa

Bunga…
Datang terlambat di hari yang panas
Hari di mana 26 tahun lalu Tuhan menaruh nafas
Di perut seorang perempuan sederhana
Yang tak pernah menyerah dengan keadaan

Bunga…
Dikirim dari seseorang jauh
Seseorang yang jatuh hati padaku enam tahun lalu
Tak pernah kalah oleh egoku
Yang kian rapuh dimakan umur

Bunga…
Simbolik perjuangan dan kasih sayang
Dari ibu dan kekasih lelaki
Yang memaknakan segala cinta
dari semua kasih yang ada di bumi

Bunga…
Mawar dan lili
Dari kekasih yang mencinta di ufuk barat
Untuk merayakan perjuangan seorang ibu
Demi melahirkanku

28 Maret 2005
"Ulang tahun Ruri ke 26. Dua onggok bunga dikirim ke arah yang berlawanan, dari seorang kekasih yang mencinta tak hanya sesekali tapi selalu dan selamanya…"


*Ditulis oleh Ruri

Sunday, March 27, 2005

Satu Jam

Beberapa saat lalu...
Aku kian merasakannya
Kian merasakan dekat denganmu

Entah bagaimana waktu yang bekerja
mengatakan bahwa antara aku dan dirimu
semakin dekat lagi
semakin dekat satu jam lagi

Diantara satu jam ini...
aku tak ingin menjamah mimpi
pejaman mata hanya melukis senyum
nan indah dari dirimu
Maka...
Aku ingin meresapi karunia dari alam
untuk kita
dalam bayang samar bulan malam
aku merasa sembunyi jemarimu
telah menyentuh bahuku
lirih angin semilir membisik sapa
"apa kabar?" di telingaku
juga kilau sendu para bintang di atap angkasa
mengerling dari sudut indah matamu

Ah, aku kian tak sabar menunggu...
Bilakah segera bisa kucurahkan semuanya
dalam satu saat bersama?
Aku sungguh merindukanmu...

Kumohon, kekasihku
Tunggulah dua purnama mengiringimu
dan fajar setelahnya akan membawaku
kepadamu dengan cinta...

Aku sayang kamu, Ruri...

Ås, 27Mar2005
"...summer time in Norway, can't help myself not to miss you so much. I feel getting close with you"

Wednesday, March 23, 2005

She Walks in Beauty

Aku menemukan puisi yang bagus karya Lord Byron. Judulnya:
She Walks in Beauty

She walks in beauty, like the night
of cloudless climes and starry skies,
And all that's best of dark and bright
Melts in her aspect and her eyes;
Thus mellowed to that tender light
Which Heaven to gaudy day denies...

And on that cheek and o'er that brow
So soft, so calm, yet elequent,
The smiles that win, the tints that glow,
But tell of days in goodness spent --
A mind at peace with all below,
A heart whose love is innocent

Ås, 22Mar2005
"...dalam pencarian sebuah hadiah ulang tahun yang semoga bisa menjadi "surprise""

Wednesday, March 09, 2005

waktu

Menghentikan waktu bilakah bisa
kala menentukan pilihan
yang diambil oleh takdir
tapi sesungguhnya tak pernah ada
karena jawaban atas pertanyaan,
"mengapa?"
ada di atas sana

Hingga akhirnya bisa menemukan
rasa pun tak perlu dimakna
segala ada segala tiada
Kekal...
tapi menghilang...

Saturday, February 12, 2005

Here Without You

A hundred days had made me older
Since the last time that I saw your pretty face
A thousand lights had made me colder
And I don’t think I can look at this the same
But all the miles had separated
They disappeared now when I’m dreaming of your face

I’m here without you baby but your still on my lonely mind
I think about you baby and I dream about you all the time
I’m here without you baby but your still with me in my dreams
And tonight it’s only you and me

The miles just keep rolling as the people either way to say hello
I hear this life is overrated but I hope that it gets better as we go

I’m here without you baby but your still on my lonely mind
I think about you baby and I dream about you all the time
I’m here without you baby but your still with me in my dreams
And tonight girl it’s only you and me

Everything I know, and anywhere I go
It gets hard but it won’t take away my love
And when the last one falls, when it’s all said and done
It gets hard but it won’t take away my love

I’m here without you baby but your still on my lonely mind
I think about you baby and I dream about you all the time
I’m here without you baby but your still with me in my dreams
And tonight girl it’s only you and me


by 3 Doors Down (Away from the Sun)

Ås, 11Feb2005
"...beautiful song, representing my real feeling now"

Thursday, February 03, 2005

bersama awan

Lamunan menembus jendela
Di langit luas ini aku menunggu asa
Ribuan jarak telah ditempuh
Masih terasa kian dan semakin jauh

Sejatinya diri hanya luluhan kesiaan
Menembus hasrat menjangkau pandangan
Bukanlah mimpi di balik bentangan sayap
Ingin bebas keluar dari bilik sepi senyap

Di bentangan cakrawala
Bias warna mengurai berjuta makna
Tak perlu lagi catatan dan pilihan
Tak perlu lagi catatan dan pilihan…

Aku hanya ingin menyatu dengan awan

Putih dan hitam bersamaan
Bergumul bergantian
Bila Puan mengijinkan
Aku ingin menjadi kecil-kecil serpihan
Seperti awan gemawanku menawan
Tertiup angin dan menghempas hujan
Menyelimuti hangat matahari
Menyelubungi bulan untuk bumi

Aku ingin menyatu dengan awan

Oh Puan,
Bilakah aku kini di luar jendela
Di langit luas ini meretas sisa-sisa asa
Demi ribuan jarak telah kutempuh
Agar tak lagi terasa kian dan semakin jauh

Karena sungguh kuingin bersama awan

Sunday, January 30, 2005

(always) In my dreams

Aku pikir, aku sudah menemukan beberapa lagu yang membekas di hati. Terlalu banyak untuk kususun urutannya di sini. Aku yakin, beberapa lagu tersebut juga pasti membekas--entah seberapa dalam--dihati beberapa diantara anda sekalian. Bagaimana bekas itu bisa timbul, sejuta cerita bisa disusun di blogger masing-masing bertahun-tahun mungkin lamanya.

Buatku pribadi, lagu ini baru kusadari adalah yang paling membekas di hatiku dulu, kini dan seterusnya. Pertama kali mendengar lagu ini sekitar tahun 1988, kalau tidak salah sebagai soundtrack film seri "Lucan" di TVRI. Adakah diantara anda yang ingat, tentang film tersebut?? Waktu itu aku belum mengerti bahasa Inggris sama sekali, dan aku hanya ingat melodinya saja hingga aku dewasa.

Ketika kuliah di tahun-tahun terakhir (kira-kira 12 tahun kemudian!), aku mendengar lagu ini dan akhirnya mengetahui, grup musik yang menyanyikannya, judul dan liriknya (bahkan aku bisa mendownload-nya, thanks to Bos Ucup dan Audiogalaxy). Kembali lagu ini mempertegas bekas yang pernah ditanamkannya--hanya melodi--waktu dulu. Ketika kemudian kini kudengarkan setiap waktu, aku selalu hanyut dalam lagu ini.

Saat ini, aku begitu tenggelam dalam lagu ini. Inilah satu-satunya lagu yang paling menggambarkan perasaanku yang sesungguhnya. Segala apa yang kukerjakan seperti coba digambarkan dalam lagu ini. Aku tak sanggup menceritakan bagaimana rasa lagu ini dikaitkan dengan perasaanku sesungguhnya. Jika anda mengerti lagu tersebut, mungkin kira-kira begitulah perasaanku saat ini...

Berikut lirik lagu tersebut:

There was a time some time ago
When every sunrise meant a sunny day, oh a sunny day
But now when the morning light shines in
It only disturbs the dreamland where I lay, oh where I lay
I used to thank the lord when I'd wake
For life and love and the golden sky above me
But now I pray the stars will go on shinin'
You see in my dreams you love me

Daybreak is a joyful time
Just listen to the songbird harmonies, oh the harmonies
But, I wish the dawn would never come
I wish there was silence in the trees, oh the trees
If only I could stay asleep
At least I could pretend you're thinkin' of me
'Cause nighttime is the one time I am happy
You see in my dreams

We climb and climb and at the top we fly
Let the world go on below us
We are lost in time
And I don't know really what it means
All I know is that you love me
In my dreams

I keep hopin' one day I'll awaken
And somehow she'll be lying by my side
And as I wonder if the dawn is really breakin'
She touches me and suddenly I'm alive

And, we climb and climb and at the top we fly
Let the world go on below us
We are lost in time
And I don't know really what it means
All I know is that you love me
In my dreams

And we climb and climb and at the top we fly
Let the world go on below us
We are lost in time
And I don't know really what it means
All I know is that you love me
In my dreams oh oh oh oh in
In my dreams


In My Dreams
REO Speedwagon
(Words & Music: Kevin Cronin & Tom Kelly)
From: Album "Life As We Know It"


Ås, 30jan2005

Monday, January 10, 2005

Kenapa...

Putih...
selimut putih menutupi gelap
suram pepohon kering
dingin membeku

Tiada senyum dibalik wajah itu
bagaimana mempertahankan ceria
dalam kerasnya cuaca...

Lalu membayangkan asa
kenapa aku ada
di sini hari ini...??

Thursday, January 06, 2005

Ketika...

Ketika aku berjanji pada angin musim dingin untuk tabah melewati kerasnya hari, aku tidak menyangka bahwa aku akan ada di situasi seperti sekarang ini. Sepi seakan tak putus mengurung, mendekap erat, memetakan setiap jengkal tubuhku dan perlahan mengikis jiwaku. Setiap akhir pekan, aku bagai menuai nelangsa... Mengukur setiap sudut ruangan, meski sudah pasti tak akan berubah setelah sekian purnama aku menempatinya. Sudah berkali entah berapa, jalan melepas selimut debu putihnya berganti kerikil-kerikil keras nan basah oleh lelehan air beku itu. Tak ada lagi tapak-tapak bercampur baur menciptakan garis di lapang luas seolah menunjukkan betapa janji dan hidup tak pernah linier. Betapa pun kukatakan aku tabah, tetap saja setiap senja aku menunggu gelap datang agar segera menelan jeritan sepiku.

Ketika rasa itu belum sedikit pun berkurang, aku pun merasa sia dalam usaha. Apa yang kubuat tak pernah bisa berdaya menjadi gemilang. Aku terus menciptakan kesalahan, dan tak satu pun upayaku jadi bernilai. Aku tak tahu harus bercerita bagaimana, ketika yang kudengar selalu betapa aku tak mampu... memberi apa pun, menyemangati, menunjukkan bukti, segera cepat, dan masih banyak lagi kealpaan yang terus menerus jadi bagian diriku tanpa ada satu pun yang boleh kuanggap buah upayaku. Ketika itu, aku merasa tak pernah berusaha.

Ketika kegagalan demi kegagalan ku telan, siapakah yang mau mendengar? Tak tahu pula pada siapa aku mohon didengar. Namun, kulihat itu bukanlah kegagalanku melainkan kecewanya karena kealpaanku. Aku menyesal, dan aku berusaha berubahnya. Aku tak putus semangat, maka kucoba lagi dan kucoba lagi. Meski pasti aku bagai keledai dungu yang sesekali masih terperosok ke lubang yang sama, tapi aku berusaha mengingat bilakah aku menemui lubang tersebut. Namun, mungkin upaya mengingat lubang itu tidaklah penting baginya karena sekali jadi keledai maka hanya kasihan yang layak untuk kesalahanku.

Ketika segala yang kuperbuat terlupakan... Iya, terlupakan maka yang boleh diingat hanyalah kesalahan dan kegagalan. Tak ketinggalan keburukan dan kelemahan. Aku tak pernah ingin menggali kesombongan akan keberhasilan, namun secuil apresiasi bolehlah kujadikan acuan agar yang baik dan benar bisa berulang dari usahaku. Namun, bilakah itu ada di matanya?

Ketika kata-kata cinta masih ingin kuucapkan lantang melewati benua dan samudera luas, aku kian merasa tenggelam dalam nista. Cinta tak pernah mengenal kasih dalam narasiku, melainkan air mata karena tangis bukan karena bahagia. Meski terdengar aku tak mengucapkannya lagi, jauh di dalam lubuk hati masih keras kugemakan kata-kata cinta dan sayang baginya meski tak pernah disambut tulus mengurai dalam jelmaan sebait kata-kata atau sekedar senyum dan tangis bahagia.

Ketika itu semua, aku hanya boleh mengucap syukur dan doa harap... agar segalanya jadi kian lebih baik, tak perlu lah keadaanku yang demikian.

Tuesday, December 28, 2004

tadi pagi

Tadi pagi sebuah puisi datang mengilhami
namun kau tak bersamaku
membawa serta kebenaranmu pergi
Puisi itu telah lama kutunggu
dalam air mata nan sendu
Sekian lama ingin kupersembahkan
bagi alam dan kehidupan
dan seketika ia berkelebat datang
di antara celah pijar cahaya fajar
Namun kau tak bersamaku
membawa serta harapan pergi

Kupikir bila surya telah tegar
aku akan bisa berbagi kasih untuk kau rasa
Kasih setulus bunga dari taman segar
yang kelopaknya begitu halus penuh jiwa
dan semerdu nyanyian burung yang menggema
di angkasa
Namun betapa pun itu...
dengan segenap hati aku mencoba
nada puisi itu tak mampu padu melagu

Sekarang, kau datang dengan kebenaran
dengan harapan yang tadi ikut pergi
Puisi itu yang berganti tak di sini
hanya kau dan kebenaran dan harapanmu semata

Sunday, December 26, 2004

nanti

Aku adalah saat ini
hanya saat ini yang bisa kuamini
Baik buruknya
Indah cacatnya
Kehidupan yang boleh kurasa
bisa kukendalikan dalam upaya
adalah saat ini

Aku di masa nanti
sedang kuupayakan terjadi
segala yang terbaik jadi cita
seperti mimpi-mimpi asmara
Tak ingin bicara kecewa
manusia biasa hanya bisa merana

Aku saat ini adalah awal di masa nanti
Sederhananya...
Mari berjuang saat ini
demi lebih baiknya nanti
Namun, saat kau ragukan segala cara
cerita saat ini hanya jadi pemusnah jiwa

Kembali aku tersesat
dalam hutan hasrat nan lebat
Kompas dan petaku kau hempaskan
dalam kesia-sian

Kau takut itu terjadi
Aku lebih takut tak mampu menghindari
karena kaulah segara asaku...
saat ini dan juga nanti

Bilakah kau mengerti
kaulah bintang penunjuk langkahku?

Friday, December 24, 2004

Langit malam...

Langit malam, kumohon
peluklah aku...

Aku merasa hanya kaulah satu-satunya
yang sungguh menyayangiku
tanpa pamrih dan penuh kasih

Bulan, bintang dan matahari
hanya mengasihaniku dengan terangnya
namun, di matanya aku bukanlah apa-apa
aku hanya sekedar lalu lewat
dalam kegemilangan derita
Kemenangan adalah cita-citanya
aku hanya sekedar bidak langkah
menuju kejayaannya

Dan kini aku kian mengetahuinya...

Langit malam, kumohon
peluklah aku erat...

Aku sudah membakar buku-buku harapanku
sudah kurangkaikan buku baru bersama
menuju masa depan dengannya
namun, ternyata lembar demi lembar
halaman buku itu terserabut
dari jilid cinta
karena diisi oleh tinta hina
rasa yang dijatuhkan atas vonis
kealpaan dan kasihan semata
Inikah artinya aku tak layak
sedikit pun untuk Cinta?

Lalu siapa lagi yang boleh kupercaya?
Semua sudah kucoba
segala perih dan kecewa tak kuindahkan
kuganti dengan ukiran semangat dan harap
karena sungguh kupercaya Cinta
segala tuduhan dan caci maki kurangkul
kuingat dan kuamini sebagai pelajaran
karena sungguh kupercaya Cinta
segala apa yang boleh aku jadikan upaya
segalanya yang tak pernah diakuinya
kuanggap ujian dan tetap kuperjuangkan
agar boleh sedikit saja diterima
karena sungguh kupercaya Cinta

Langit malam, kumohon...
Kumohon dengan sangat
peluklah aku dengan erat

Peluklah aku dengan gelap pekatmu
Tidurkan aku dalam pembaringan maha hitammu
Rengkuhlah jiwa kerdilku dalam keluasan kelammu
Berkali sudah aku kehilangan arah...
dan malam ini, hanya kau
yang masih setia mendengarkanku

Langit malam, kumohon
peluklah aku dengan hangatmu

Aku sudah tak menangis lagi...

Tuesday, December 21, 2004

[Nirjudul]

Awan biru bagai lagu sendu
liriknya mengeja kata demi kata
merintih ragu sakit diterjang sembilu
Angin malam bagai iringan harpa duka
alunannya terdengar asing membuai pilu
rasa sia menanti mati masih lama

Kata-kata lirih kata-kata hanya mengeja
sakitnya di luar makna
karena tak ada yang mau mendengarnya
tak bisa cepat berharap menghapusnya
Matahari tetap membara
dan panasnya kian membakar asa
mimpi buruk datang di tidur dan terjaga
adakah dia merasakannya?

Sayang, aku tak ingin meninggalkannya
bilakah boleh memilih tikamlah hati ini
dengan belati kasih kala memang masih tersisa
jangan tinggalkan asa di kemudian hari
Kumohon...
biarkan jiwa pergi menanggung derita
hingga saatnya dijemput mati

Wednesday, December 15, 2004

mabuklah

Mabuklah jiwa dan pikiran duka
Siapa yang peduli sedih sang senja
Menyambut hujan dibalut dingin
Membekukan semangat yang susah payah
Dinyatakan demikian berharga
Bilakah kan hancur jelang pagi nanti?

Tak membutuhkan semangat lagi…
Sudah lelah menanggung tekad
Hanya jadi gemuruh bising tak nyata

Mabuklah jiwa dan pikiran hina
Lagu-lagu paling hingar tak bisa kudengar lagi
Pelarian yang paling cepat bisa kulakukan
Sudah kutempuh tapi tak pernah cukup
Lelah berperang melawan nestapa
Menjadi baik buat apa jika dianggap sia

Tak membutuhkan kebaikan lagi…
Sudah tak kuat mencari kebaikan
Hanya jadi kesalahan yang tertunda

Mabuklah jiwa dan pikiran sepi
Siapa yang peduli, di sudut dingin ini aku sendiri
Mereka biasa terlena dengan kemabukkan ini
Kini harus mulai membiasakan diri
Menenggak cepat dan semoga segera terlupa hidup
Agar tetap bisa menjaga rasa sendu di hati?

Tak membutuhkan mengingat lagi…
Sudah tak mampu mengingat
Hanya jadi masa lalu terlewat

Mabuklah jiwa dan pikiran nelangsa
Perjuangan di depan mata hanya fatamorgana
Seperti angin kencang meluluhkan dedaun asa
Tersapu jatuh bersatu dengan lumpur dan debu
Dilibas langkah-langkah besar tanpa ragu
Dunia tanpaku akan tetap melaju

Tak membutuhkan melangkah lagi…
Sudah tak sanggup melangkah
Hanya jadi cetak telapak terbuang tergenang

Kata mereka aku harus kuat
Sudah berusaha keras dan aku cukup kuat
Tapi sungguh…
Kata-kata sungguh itu membuat kekuatan apa pun
Jadi tak punya nilai sama sekali
Sebotol tak perlu habis membuatku
Kembali ke kelemahan abadi manusia biasa

Keinginan untuk tak menyerah ini masih ada
Tapi, tak tahu musti bagaimana lagi
Maka kumohon mabuklah jiwa dan pikiran segala
Hanya demi membantu menemukan lelah sejati

Tembok itu kian kokoh disetiap belaian sayangku…
Bilakah air mata jadi cinta yang menangguk bahagia?
Atau hanya kasihan semata sebelum dianggap merana…

Agar cukup meratap hari ini
Mabukkan semabuk-mabuknya…
Biarlah jadi tak berdaya
Tak perlu lagi segala daya itu…

Sunday, November 14, 2004

Merasa...

ini puisi masih merasa nelangsa
di ujung senja
padahal sang senja sudah lepas dari jeda
lalu petang setelahnya kian gelap
kelam malam datang bagai kalap

nyanyian para pemabuk
masih bising mengiring
mereka bisa melupakan gulananya
semua tertumpah di jalan yang dingin

sedang ini puisi masih merasa
gelap di balik jendela lebih menyiksa
tak ada tempat bercerita
buku-buku catatan sudah tak ada
kertasnya hangus terbakar janji
dedaunan sudah resap dalam peluk bumi
tak menyisakan sehelai pun di ranting
tak ada tempatnya menorehkan
meski satu saja kata
… sepi …

ini puisi mencoba seteguk merasa
bilakah hangat minuman mereka
para itu pemabuk bahagia
cepat lalui petang setelah senja?

namun belum sempat mengecapnya
semua gelas berjatuhan pecah berhamburan
ikut berkumpul dengan gulana
yang telah dulu tumpah di jalan
yang kian dingin…
dan para pemabuk makin parau bernyanyi
ini puisi menangis getir dalam hati

senja telah jadi petang gelap
malam datang kian tegar tegap
sedang ini puisi semakin merasa
tersiksa dalam cuaca dan cinta
yang membekukan air mata

ini puisi hanya terpaku
bait kata-kata tak bicara
harap dan air mata mengeras kaku beku
sampai datang angin selatan
menghempaskannya….

terhempas tak lagi ada ini puisi…
tak lagi perlu merasa
esok tatkala mentari pagi datang
hangat kan menguapkan serpihannya
jadi awan menuju lautan tiada lagi sisa ini puisi…
tak lagi bisa dirasa tak perlu dirasa

Friday, November 12, 2004

kau dan aku

kau dan aku
dua dunia bertemu
dalam sebuah kurun waktu
dan cerita demi cerita
kisah asmara laksana
balada manusia pada umumnya

tapi berbedakah cerita
kau dan aku?
bilakah kisah asmara
kau dan aku
seperti balada manusia lainnya?

ah, pedulikah kau?
tidak aku...
aku hanya merasa tahu...

kau berkata, "aku kasihmu"
aku berkata, "kasihku adalah kamu"
kau berkata, "kamu kasihku"
aku berkata, "kasihmu adalah aku"
kau berkata, "aku sayang kamu"
aku berkata, "kamu sayangku selalu"

mari senandungkan lagu
dalam hati nan merindu
kau dan aku berpadu


Ås, 12Nov2004

Monday, November 08, 2004

Doa

Doa seorang pecinta untuk kekasihnya...
demi kesempurnaan masa depannya...

Demi bintang gemintang di angkasa gemilang
Demi bulan temaram penjaga malam
Demi angin penggerak kumpulan awan
Demi matahari cerah penguasa terang

Kumohon, wahai Pencipta semesta
dengarkan doa ini

Demi hatiku yang menaruh cinta abadi
Demi jiwaku yang tunduk pada hukum sejati
Demi segenap harapan yang ada dalam kehidupan
Demi segala upaya pun semua kecil kealpaan

Kumohon, wahai Pencipta semesta
dengarkan doa ini

Demi cinta abadiku, kekasihku
Demi jiwaku, kekasihku
Demi harapan dan cita cinta kami, kekasihku
Demi masa depan, kekasihku

Doa ini demi kekasihku
Atas seluruh kehendak-Mu, kumohon
kabulkan doa ini

Doa kasih agar tegar
kala menantang halangan
dan pulang dengan kemenangan
di hati... di jiwa... dan cinta

Amin...
Swaha...

Inferno 208, 07Nov2004
"... doaku selalu bagi keberhasilanmu"

Sunday, October 31, 2004

Waktu

kau mengejar malam karena waktu telah dicuri oleh siang
aku mengejar siang karena waktu telah dicuri oleh malam
mataharimu adalah panas yang lebih penat
bulanku adalah dingin yang lebih pekat

kita sama-sama memutar jarum-jarum
penunjukan waktu-waktu
kala kau memutarnya maju
kala aku memutarnya mundur

betapa jauh waktu kita kini terpaut
namun, di saat peristiwa waktu ini menjemput
aku kian merasa dekat denganmu dalam hati dan asa
waktu boleh kian merenggangkan tautan kita
sedangkan cinta dan ikatan jiwa
sudah kumaklumatkan bersaksi:

demi bulan dan matahari
demi gunung dan samudera
demi seluruh musim-musim di seluruh bumi
demi siang dan malam

akan tetap kujaga di mana pun berada
akan tetap kuletakkan dalam degup jantung raga
walau sejak kini waktu
berjarak separuh dari satu hari bumi

Ås-Norge, 31Oct2004
"... after adjusting Saving Daylight Time"

Bintang Kecil di Langit Ås

Pagi masih begitu awal di langit Ås, cerah…
cakrawala masih memburai biru jadi kelabu semu
membias kilas di angkasa
bersih, tiada berarak putih awan
atau tanda hujan akan menjelang
titik-titik kemilau embun masih membeku
di ranting-ranting pohon yang sudah tak berdaun
bagai cukil-cukil lampu bening mungil
berkerlap kerlip mengerling menggoda kesegaran
namun, ada satu kerlip yang lebih menarik di atas sana
Satu bintang kecil masih berkerlip nun jauh di sana

mengapa kamu sendiri, wahai Bintang Kecil?
mengapa kamu hanya sendiri, di langit Ås yang sepi ini?
tiadakah bintang lain yang bersamamu sejak malam tadi?

aku pun sendiri di sini, menanti sang fajar menjelang hari
hangatnya kuharap bisa mengganti dingin musim gugur ini
agar seiring senandung hangatnya kerinduan
atas kehangatan belahan jiwaku sesungguhnya
yang masih tertinggal di selatan
adakah kau juga merasa sendiri seperti aku di sini?
pun adakah kau juga merasa merindukan belahan jiwamu di sini?
di belahan bumi Ås ini?
sudah berapa lama kau menanti dan merindu di atas Ås?

kubayangkan bagaimana cara mengirimkan pesan
ke ujung bumi yang lain?
sedangkan kau sendiri di atas sana, sendiri seolah masih mencari
cara yang ada untuk menemukan pencarianmu
semalam penuh kau menatap bumi tapi hingga hampir pagi
ini kau tetap tabah sendiri menanti mencari

pabila semburat langit menjadi kian terang
dibalik garis-garis cakrawala yang kian biru
dan bila sudah kau temukan apa yang kau cari
sudikah kau, Bintang Kecil di langit Ås,
membawa salam sayangku untuk-nya
lewat jalur bintang gemintangmu
ke bumi selatan sana, dan mohon katakan…
"Jeg elsker Deg der for mye - Aku sungguh sayang kepadamu..."

kelak, di pagi cerah hari yang lain…
kau dan aku bisa mengukir asa lagi bagi kekasih kita…
tetaplah berharap demi cinta…

Ås-Norge, 27Oct2004

Monday, October 18, 2004

Tentang Kecantikan

kecantikan sesungguhnya
adalah lebih dari sekedar wajah yang indah dan
tubuh yang luar biasa...
kecantikan sesungguhnya
adalah kesederhanaan yang tidak pudar
meski waktu menggeser hari-hari menambah usia...
kecantikan sesungguhnya
adalah hal-hal kecil yang terus menyita perhatian
menghargai lebih dari sekedar memilikinya
kecantikan sesungguhnya
adalah keindahan yang dinamis....
seperti musim yang selang seling berganti...
hingga kita selalu mengagumi keindahannya
meskipun kita sedang mengulanginya…
tanpa pernah bosan...
dan hanya bisa berdecak kagum...
tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun...
dan…
kecantikan sesungguhnya itu ada di diri istriku
yang bernama Diahhadi Setyonaluri..

seorang perempuan sederhana...
bukan karena penampilannya...
melainkan karena rona bibirnya yang indah
tanpa polesan merah lipstik
karena rona kelopak matanya ketika tertidur pulas
mengukir mimpi-mimpi indah
tentang masa depan
melainkan karena lembut pipinya yang menyejukkan jiwa
ketika menyentuhnya...
dan disunggingi senyum segar pagi...
khas penuh bunga-bunga indah musim semi...

dan si pembuat puisi ini bangga dipilih olehnya
untuk boleh menikmati semua kesederhanaan nan indah itu selamanya...
hingga bisa membuat si pembuat puisi ini
tak putus berpuisi....
aku sayang kamu....
aku sayang bagaimana kamu menyayangi aku...

Ås, 10oct2004
"... untukmu. Sedikit ungkapan yang tulus, dari sudut utara bumi"

Sunday, September 19, 2004

Pecah Serpihan

Bagai gelas kaca di utara
yang telah lama dingin
membeku diterpa angin hujan salju
dari selatan sepanjang malam yang lalu
aku pecah berkeping-keping
tersebar menjadi tak berarti
dihujam terik mentari hari nan panas

Kata-kata cinta terselubung kabut ragu
yang beriring cepat mengikuti
deras aliran sungai
gigil hati yang membeku
dan menunggu dihempaskan lagi
setelah sekian kali dikasihani
beberapa musim panas lalu

Gelas kaca ini berusaha bertahan
deraan dingin ragu yang kian hebat
jauh lebih kuat
dari segala upaya yang boleh dikatakan
tujuan tersesat di ujung kutub
dan kompas tak mampu menunjukkan
arah mana yang harus diambil

Dan kini
gelas kaca ini pecah berkeping...
bila dingin beku
angin hujan salju
kembali menerpanya
dan terik mentari hari nan panas
kian menghujamnya
maka pecahannya akan menjadi serpihan
lebih tak berarti...
lebih tak berarti lagi...

Lalu untuk apa
dan kenapa
ia di sini...?


Drøbakveien, 18sep2004
"... hujan angin dingin -rasanya sudah seperti salju,
meski aku sama sekali belum melihatnya- sepanjang hari dan aku mencari puisi harapan
di sepanjang jalan basah sepi, tapi hanya pecahan serpihan kaca berserakan
yang kutemukan didepan pintu inferno-ku"

Friday, September 17, 2004

Aku Terbangun...

Aku terbangun...
aku merasa ingat sesuatu...
tapi aku tak tahu apa yang kuingat itu...

Aku terbangun...
aku merasa harus mengingat sesuatu...
tapi aku tak yakin apa yang harus kuingat itu...

Sesuatu yang begitu penting
tapi apa?
Yang aku rasakan hanya air mata
air mata yang tak ada artinya
dibandingkan sekian air mata
yang selalu tercurah karena Aku

Aku terbangun...
aku masih berusaha mengingat sesuatu...
sesuatu yang membuatku terbangun...
membuatku harus merasakan hanya air mata...
sesuatu yang pasti begitu penting
tapi apa?

............. suara gitar itu terlalu perih
terdengar, membuatku merasa tersesat lebih dalam
ke pertanyaan yang tak berjawab...
pikiran ini terlalu dalam tenggelam...

Dan aku masih terbangun tanpa tahu
apapun yang kutulis hanya sampah
air mataku hanya kelu, semu
apa ini semua?
kenapa aku di sini?
untuk apa aku di sini??

Bahkan aku tak mampu mengingat hari lagi...
Biarlah aku selesaikan air mata tak berarti ini...

Ås-Norges, 17sep2004
"... it was too early than I imagine"

Cerita Tentang Senja dan Awan

Ah, ingin rasanya berbagi cerita
tentang senja dan awan...

Hari ini senja cukup ceria
biasanya basah atau murung dalam hujan
dan angin dingin memperkuat kesedihan
Senja memang senang berganti wajah di sini
dan jika ingin mengenal senja maka
berkenalanlah dengan awan...

Kenapa awan?
Awan selalu setia mengamati dan menemani senja
sejak pertama hingga akhirnya gelap menggantikannya
Awan juga yang bisa menunjukkan bagaimana senja
ingin menunjukkan wajahnya hari demi hari

Bagaimana awan bisa?
Awan selalu ada di ufuk sana dan segenap sudut
memayungi wajah sang senja hingga disadari
setiap senja berganti wajah maka sang awan pun
akan mampu mengukir dirinya sebagai cerminan
apa yang diinginkan senja saat itu

Awan akan putih berarak serabut tersebar
indah, mengurai biru langit, perlahan beralih
kekuningan emas, berangsur kian memutih berlawanan
dengan gelap langit yang tak lagi dihiasi mentari
Saat itu, senja begitu bahagia...
Senja begitu cerah...

Awan akan menjadi keruh, seputih kapas berdebu
atau menghitam di sudut-sudut tertentu
menggelapkan langit yang belum waktunya pudar
kadang menjadi basah dan hujan serta tak jarang
perhatikanlah...
bila awan berlarian ke sana ke mari
bergerak beriringian saling berganti
ditiup angin yang kuat dan dingin menusuk
saat itu, senja sedang kecewa...
Senja begitu tak ceria...

Tapi, senja memang begitu...
awan tak pernah berhasil menghiburnya
senja senang berganti wajah karena kehendaknya
bukan karena hiburan siapa pun, bukan pula karena awan
apalagi karena aku...

Aku hanya berharap
senja mau bercerita tentang cerianya
juga tentang kecewanya
Aku bukan seorang manusia yang berhasil
membahagiakan dunia, tapi setidaknya aku ingin
tidak memperburuk kecewa yang selalu kubuat
sadar atau tidak sadar kubuat
Jika senja mau bercerita dan berkata
tentang perjalanannya dan perasaannya
aku tak perlu mengganggu sang awan
yang selalu setia menantimu
menghiburmu dan pastinya
sudah dipercaya untuk menemani senja
selamanya...

Ås-Norges, 17sep2004

Wednesday, September 15, 2004

the Night and the Sun

If in the night
you still see the sun shine brightly
then it is the sign from the Sky
that the weather will be lovely

And I am right here
with the night and the sun
of lovely weather
wishing my heart
will reach my love to you
in the south


Gudbrandsdalen, 10Sep2004