Sunday, November 14, 2004

Merasa...

ini puisi masih merasa nelangsa
di ujung senja
padahal sang senja sudah lepas dari jeda
lalu petang setelahnya kian gelap
kelam malam datang bagai kalap

nyanyian para pemabuk
masih bising mengiring
mereka bisa melupakan gulananya
semua tertumpah di jalan yang dingin

sedang ini puisi masih merasa
gelap di balik jendela lebih menyiksa
tak ada tempat bercerita
buku-buku catatan sudah tak ada
kertasnya hangus terbakar janji
dedaunan sudah resap dalam peluk bumi
tak menyisakan sehelai pun di ranting
tak ada tempatnya menorehkan
meski satu saja kata
… sepi …

ini puisi mencoba seteguk merasa
bilakah hangat minuman mereka
para itu pemabuk bahagia
cepat lalui petang setelah senja?

namun belum sempat mengecapnya
semua gelas berjatuhan pecah berhamburan
ikut berkumpul dengan gulana
yang telah dulu tumpah di jalan
yang kian dingin…
dan para pemabuk makin parau bernyanyi
ini puisi menangis getir dalam hati

senja telah jadi petang gelap
malam datang kian tegar tegap
sedang ini puisi semakin merasa
tersiksa dalam cuaca dan cinta
yang membekukan air mata

ini puisi hanya terpaku
bait kata-kata tak bicara
harap dan air mata mengeras kaku beku
sampai datang angin selatan
menghempaskannya….

terhempas tak lagi ada ini puisi…
tak lagi perlu merasa
esok tatkala mentari pagi datang
hangat kan menguapkan serpihannya
jadi awan menuju lautan tiada lagi sisa ini puisi…
tak lagi bisa dirasa tak perlu dirasa

No comments: