Pagi masih begitu awal di langit Ås, cerah…
cakrawala masih memburai biru jadi kelabu semu
membias kilas di angkasa
bersih, tiada berarak putih awan
atau tanda hujan akan menjelang
titik-titik kemilau embun masih membeku
di ranting-ranting pohon yang sudah tak berdaun
bagai cukil-cukil lampu bening mungil
berkerlap kerlip mengerling menggoda kesegaran
namun, ada satu kerlip yang lebih menarik di atas sana
Satu bintang kecil masih berkerlip nun jauh di sana
mengapa kamu sendiri, wahai Bintang Kecil?
mengapa kamu hanya sendiri, di langit Ås yang sepi ini?
tiadakah bintang lain yang bersamamu sejak malam tadi?
aku pun sendiri di sini, menanti sang fajar menjelang hari
hangatnya kuharap bisa mengganti dingin musim gugur ini
agar seiring senandung hangatnya kerinduan
atas kehangatan belahan jiwaku sesungguhnya
yang masih tertinggal di selatan
adakah kau juga merasa sendiri seperti aku di sini?
pun adakah kau juga merasa merindukan belahan jiwamu di sini?
di belahan bumi Ås ini?
sudah berapa lama kau menanti dan merindu di atas Ås?
kubayangkan bagaimana cara mengirimkan pesan
ke ujung bumi yang lain?
sedangkan kau sendiri di atas sana, sendiri seolah masih mencari
cara yang ada untuk menemukan pencarianmu
semalam penuh kau menatap bumi tapi hingga hampir pagi
ini kau tetap tabah sendiri menanti mencari
pabila semburat langit menjadi kian terang
dibalik garis-garis cakrawala yang kian biru
dan bila sudah kau temukan apa yang kau cari
sudikah kau, Bintang Kecil di langit Ås,
membawa salam sayangku untuk-nya
lewat jalur bintang gemintangmu
ke bumi selatan sana, dan mohon katakan…
"Jeg elsker Deg der for mye - Aku sungguh sayang kepadamu..."
kelak, di pagi cerah hari yang lain…
kau dan aku bisa mengukir asa lagi bagi kekasih kita…
tetaplah berharap demi cinta…
Ås-Norge, 27Oct2004
1 comment:
Hai Mas Dewa, puisi yang ini bagus.. tapi aku lebih suka bilang tulisan karena aku nggak ngerti puisi sama sekali.. boleh aku pinjam beberapa kalimatnya?
Salam Kenal, Herlin
Post a Comment