Embun hanyalah setetes pagi yang mencoba menyusun kata. Namun kata selalu mencari makna. Gerombolan pikiran yang berduyun mencari ruang. Tanpa aturan, tanpa batasan. Ada yang memicu, ada yang menginspirasi. Cetak peristiwa masa lalu, baru tadi atau cita-cita ke depan belum pasti. Dan... embun pun menetes jatuh lenyap terserap bumi tatkala fajar kian hangat. Bila kenan kan, nantilah hingga esok hari sebelum jadi pagi. Semoga masih kan ada susunan kata baru...
Tuesday, September 25, 2007
filosofi jurang
Eep Saefulloh Fatah dalam opininya hari ini yang berjudul Menegakkan Politik Lingkungan, menyebutkan satu istilah yaitu "kesadaran yang kasip" yang berarti "kesadaran yang datang terlambat".
Aku sudah lama menyimpulkan tentang "kesadaran kasip" tersebut yang kusebut sebagai "filosofi jurang". Orang Indonesia - tak peduli latar belakang ekonomi, sosial budaya, dan pendidikannya - umumnya menganut "filosofi jurang".
Filosofi ini maksudnya adalah orang tidak akan percaya jika di depannya terdapat sebuah jurang sebelum orang tersebut telah berada di jurang tersebut. Jadi, setelah ia masuk ke dalam jurang tersebut beberapa saat sebelum dia menyentuh dasar jurang baru ia percaya dan mengakui bahwa "Betul, ternyata memang ada jurang di depan saya".
Jika "kesadaran yang kasip" masih bisa ditoleransi oleh pepatah "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali". Namun, "filosofi jurang" tidak mentolerir keterlambatan. Karena, keterlambatan hanya milik mereka yang belum sampai masuk jurang. Kalau sudah masuk jurang, ya sudah...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
ikutan nimbrung nih PakD :)
kalo menurut saya,"kesadaran kasip" atawa "filosofi jurang" mustinya jangan diterapkan melulu setiap saat untuk setiap perilaku yang kita perbuat yah. Sekali sudah punya pengalaman "masuk jurang" mustinya itu jadi pembelajaran :)
eh,tapi kadang berkata mudah,penerapan yah susah ya pakD?
lah,tapi gimana dong,masa ngga ada teori yang bisa menolong kita kalo sudah terlanjur di "jurang" ?
Hi Tami,
yah, seperti Tami bilang, "mustinya" sih demikian tapi apa daya... kadang ada saja keledai dungu yang masih mau nyemplung jurang lebih dari sekali. Dan betul, berkata-kata gampang tapi melaksanakannya sulit. Oleh karena itu filosofi jurang ini ada, yang mana maknanya sebenarnya adalah untuk mengingatkan.
Sebenarnya ada teori yang bisa menolong kita yang sudah terlanjur di "jurang"... kata orang-orang suci yaitu teori doa... hehehehe... Padahal, kata pepatah "ora et labora".
Singkatnya, saya tidak tahu apakah ada teori yang bisa menolong kita yang sudah di jurang...
Post a Comment