Monday, June 02, 2008

Siapa yang sesat sesungguhnya?

Membaca berita hari ini semakin membuat stigma di kepalaku kian sulit untuk kuhapus. Bicara tentang "sesat", bicara tentang "kemurnian", bicara tentang "iman" dan bicara tentang "keyakinan" selalu berujung pada kekerasan dan tindak kekejaman terhadap sesama manusia. Apa yang sebenarnya dicari? Surga di akhirat sana? Berarti hukum ekonomi tentang trade-off sungguh bekerja di sini: jika ingin surga di akhirat maka kau harus ciptakan neraka dan kekejaman di muka bumi. Siapa pun yang menantang dan menghalangi harus dimusnahkan.

Di harian kompas hari ini, tertulis pernyataaan sebagai berikut:
”Mengapa mereka mengadakan aksi mendukung organisasi kriminal. Mereka menantang kami lebih dulu. Jika tidak siap perang, jangan menantang.”
Apakah selalu semua harus diselesaikan dengan "perang"? Aneh, di mana bukti bahwa Tuhan Maha Kuasa jika Tuhan sendiri ternyata tidak mengajarkan untuk berdamai?

Nah, jika kelompok-kelompok tersebut bicara tentang "aliran sesat" dan "ajaran sesat". Tidakkah merekalah sebenarnya yang merupakan "aliran sesat" dan menganut "ajaran sesat" karena lebih mengedepankan kekerasan, kekejaman, pengurasakan, dan perang di atas perdamaian dan dialog?

Yang lebih ironis, ke manakah para pemimpin dan pemuka agama? Mungkin mereka sedang mengumpulkan pundi-pundi surga mereka dengan terus mengucapkan doa tiada henti sambil menyelipkan sedikit agitasi ke celah-celah sempit otak dan hati para umatnya...


update: dengan daftar tindak kekerasan sepanjang ini, cukup mengherankan juga bahwa mereka dibiarkan berkembang di wilayah yang konon mengaku religius, toleran dan cinta damai. Belum lagi tindakan yang tidak tercatat dan tidak dilaporkan. Ah, memang hebat negeri ini...

No comments: