Friday, June 20, 2008

jangan sampai ketahuan Front dan Laskar...


Dari Kompas.Com, artikel yang berjudul Makhluk Bulutangkis Paling Seksi,
... Tampil dengan baju hitam yang kontras dengan kulit yang putih, pasangan ini membiarkan bahu dan sebagian punggung mereka terbuka. Bagian punggung ditutup "hanya" oleh tali yang bersilang.
Karena itulah, meski memberi dukungan kepada Vita/Lilyana, penonton juga tidak mencemooh pasangan gado-gado tersebut. Apalagi keduanya mampu memberi perlawanan yang lumayan sengit kepada pasangan utama Indonesia tersebut.
Adalah pebultangksi Kanada, Charmeine Reid yang mempunyai ide untuk tampil seksi dan beda tersebut. Berusia 34 tahun, Reid adalah seorang yang kerap memberi pelatihan soal bulutangkis kepada murid-murid sekolah di Kanada dan Amerika Utara. "Para peminat bulutangkis di Kanada biasanya beralih setelah mereka lulus sekolah. Biasanya mereka memilih hoki es untuk yang putera atau tenis untuk yang puteri," katanya.
Ah, aku ingin mempertanyakan apakah definisi "seksi" itu? Apakah dengan melihat bahu dan punggung putih sudah bisa dibilang "seksi"? Tidakkah usaha yang ditunjukkan pebulutangkis Kanada tersebut bisa sekedar dianggap sebagai upaya yang logis untuk mengangkat citra olahraga bulutangkis. Seperti dikatakan,
Menurut Reid yang mengenal bulutangkis sejak usia dini, salah satu yang membuat anak-anak Kanada lebih tertarik dengan tenis adalah karena sifatnya yang lebih glamour. "Para petenis puteri dapat tampil lebih modis dengan lebih banyak pilihan gaya. Sementara bulutangkis tampil old fashioned dan klasik," katanya.
Dengan beralasan demikian, kita seharusnya sadar bahwa olahraga di masa sekarang ini selain untuk kesehatan juga merupakan ruang bisnis yang strategis sekaligus 'pencitraan' yang bisa kita terapkan baik untuk perusahaan maupun negara. Lihat saja ketika Italia pertama kali memperkenalkan kostum sepakbola dengan model ketat, yang kemudian menjadi mode baru dalam penentuan kostum sepakbola dunia. Lalu mengapa kita harus "fokus" pada aspek seksi-nya, dibandingkan memahami apa lagi yang bisa kita "manfaatkan" dari bulutangkis? Jika memang selalu kalah dalam pertandingan, setidaknya pebulutangkis Kanada bisa sukses dalam hal design kostum olahraga kebanggaan Indonesia ini. Jangan seperti pebulutangkis Indonesia yang selalu kalah dan kalah lagi... Oh, Taufik...

Yah, memang betul juga sih. Kalau selain di Indonesia, mungkin ini akan benar-benar menarik dan bisa membuat bulutangkis alias badminton semakin populer baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Sebab kalau di Indonesia, jika banyak atlet Indonesia yang tampil sambil "memamerkan" aurat (baca: bahu dan punggung mulus) maka sudah pasti bakalan di demo oleh Front-Front, Laskar-Laskar, dan Komando-Komando itu... Bisa-bisa Istora Senayan dirusak dan dibakar nantinya...

Mudah-mudahan tidak ya...

No comments: