Tuesday, March 25, 2008

Mobil vs. Bus vs. Sepeda



Kalau Anda masih juga penasaran bagaimana kemacetan di Jakarta terjadi, foto di atas bisa memberikan gambaran sederhana tentang hal tersebut sekaligus solusinya. Silahkan klik di gambar untuk memperbesar.

Foto tersebut menggambarkan perbandingan luas jalan yang dibutuhkan untuk mengangkut jumlah orang yang sama (lihat sekumpulan orang yang diangkut) jika dihadapkan pada tiga pilihan moda transportasi: mobil, bus dan sepeda. Dari foto terlihat dengan jelas bahwa mobil memerlukan lebih banyak luas jalan untuk menampung jumlah orang yang sama. Diikuti sepeda dan yang paling efisien adalah bus. 

Jika para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan di DKI Jakarta melihat foto ini, dan ditambah kerelaan berpikir sedikit lebih panjang; maka tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk tidak memprioritaskan sistem transportasi massal yang komprehensif untuk mengurangi kemacetan. Tapi entah kenapa mereka selalu mencari solusi pendek saja. 

Sayangnya, tidak ada foto perbandingan untuk moda transportasi angkot... Jadi penasaran, apakah jumlah angkot yang terus bertambah di kota Depok adalah solusi yang efektif untuk menekan kemacetan atau malah memperparah?? 

Ada yang berbisik, "Siapa peduli?!"


4 comments:

Berly said...

Hmm.. sepertinya di foto itu asumsinya satu orang satu mobil.

Kalo pake three in one maka jumlah mobil berkurang jadi sepertiganya donk.

embun said...

Betul sekali, Berly.

Itu asumsi-nya satu orang satu mobil.

Namun, meskipun sekarang kita ubah asumsinya menjadi 3 orang satu mobil yang berimplikasi pada berkurangnya jumlah mobil hingga sepertiga, tetap saja jumlah mobil adalah yang paling membutuhkan luas jalan, kan?

Rajawali Muda said...

dapet aja poto kayak gitu..
hehehe..kalo buat jakarta kayaknya panjang mobilnya dobel, karena kecenderungan keluarga indonesia punya mobil keluarga, yang berhidung panjang... coba deh perhatiin kalo kita lagi macet, smua kendaraan ukuran 7 orang ke atas, padahal kalo bukan musim lebaran, gue yakin ni mobil gak pernah full sampe ke belakang-belakang, paling banter supir ama sebelahnya, atau tambahan lagi anaknya satu di tengah, sama temen anaknya satu yang nebeng pulang (karena males naek busway juga) ini kan ngabisin space banget surplus space 3-4 orang, makan sekitar 1,5 m jalan, gini ya, jumlah mobil di jakarta untuk penumpang 1.464.626 (2003), asumsi hampir smua mobil surplus 1,5 m dari penggunaan optimalnya, 2250 km dah dipake secara cuma cuma ama orang orang kayak gini.

angkat topi buat embun yang memilih city car buat kendaraannya, atau apakah sudah berubah? :-)

embun said...

TO Rajawali Muda,

saya masih menggunakan city car saya yang handal dan belum berminat sama sekali menggantinya. Jujur, dulu saya memilih city car tersebut karena sudah memprediksi harga bensin dan kemacetan yang akan semakin kronis di masa depan.

Btw, tentang perhitungan yang Anda berikan juga saya sangat setuju. Yang ironis, ilustrasi yang Anda berikan sudah dilakukan oleh sebagian besar mahasiswa UI, khususnya di FEUI. Masing-masing mahasiswa, membawa mobil kelas sedan menengah (malah kadang ada yang naik MPV besar dengan sopir) ke kampus. Implikasinya: meskipun jalan UI belum macet, tetapi saat ini kian sulit mencari parkir.

Solusi jangka pendek: tebang pohon untuk nambah lahan parkir. What can be more worst than that?

Thanks