Aku ingin bercerita banyak, wahai catatanku. Namun, kebingungan lebih menguasai abjad demi abjad yang menyusun kata-kataku. Tersesat dalam arti-arti kalimat, menjerat kedunguanku. Aku seperti tak punya arti, ketika aku tak tahu bagaimana berbagi dan kepada siapa. Malam ini jadi saksi, bahwa aku mengukur kepribadian yang ingin sekali diubah untuk hati yang membentukku agar menjadi karya agungnya.
Entahlah, tak mudah bagiku menentukan kedalaman diri. Entahlah, tapi kuharap bimbingan dalam pencarian. Tapi kini apa yang aku dapat, aku kehilangan di tengah-tengah penentuan kata-kata-Nya.
Nah, bisakah kau melihat, wahai catatanku? Aku tak pelak hancur dalam bercerita. Aku tak memiliki awal dan akhir. Batang tubuh ceritaku terlalu sintal dipenuhi ini itu tanpa jelas dimana puncak rasa dari cerita tersebut. Aku ingin dihakimi oleh kebenaran hati-Nya, tapi ia sibuk mengukur kepribadian-Nya untukku.
Wahai catatanku, aku ingin membeku. Aku tak ingin membangun cerita lagi. Aku mulai mati rasa, karena aku selalu sendiri jika harus bercerita. Benar-benar kehilangan sesuatu aku lalu dunia tak akan mengerti. Setelah ini, ceritaku bukanlah aku sesungguhnya….
No comments:
Post a Comment