Pada awalnya kami adalah sekumpulan penghuni suatu blok di sebuah perumahan bernama Permata Depok Regency (PDR). Kami mendapati sebidang tanah yang tidak diurus oleh sang developer – PT Citrakarsa Hansaprima. Tanah tersebut tampak kumuh serta dihuni ilalang yang tinggi dan lebat serta berbagai hewan melata. Saluran airnya penuh sampah yang terjebak arus air yang tak mengalir. Letak tanahnya tinggi sehingga mewujud tebung yang kerap longsor ketika hujan deras berkunjung. Saluran airnya yang lebar selalu meluap dan menimbulkan banjir jika hujan deras datang. Kami melihat kesia-siaan yang abadi di tanah tersebut. Kami merasakan ketidakpedulian sejati dari Sang Developer. Dan kami pun merasa harus berbuat sesuatu. Maka muncul kemudian ide mendirikan Saung.
Awalnya kami belumlah begitu saling dekat mengenal satu dengan lainnya. Kerja bakti pertama kami di tanah Saung adalah pembuka pertautan dan kerjasama para penghuni. Tanah Saung kami pedulikan dengan membersihkannya dari ilalang liar. Sampahnya kami sisihkan dan merapikannya agar tak menumpuk. Tanah longsornya kami jaga dan awasi agar mampu menampung air tanpa harus longsor setiap kali hujan datang. Setelah semua senda gurau dan peluh keringat, di atas tanah tersebut berdirilah sebangung saung sederhana kami.
Awalnya dari bambu-bambu yang disusun bersama menjadi bangunan seluas 3 x 3 meter persegi. Resmi selesai pembangunannya dan mulai digunakan pada tanggal 20 Maret 2008. Bolehlah dianggap hari ulang tahun atau hari jadinya. Kami mengisinya dengan berbagai ragam kegiatan dan cerita yang penuh kesan: rapat RT (kami akhirnya memiliki status RT sendiri yaitu RT 04 RW 10); persiapan perayaan 17 Agustus-an di tingkat RW; arisan perdana; tempat pengajian anak-anak; permainan karambol; rapat penolakan UPS; demo menuntut tanggung jawab dan janji developer yang tak pernah ditepati; perayaan tahun baru 2009; dan berbagai kegiatan yang terus menambah semangat kekeluargaan dan keakraban kami. Suatu kesan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. (Lihat selengkapnya di sini)
Namun akhirnya tibalah saatnya perpisahan. Si Tuan Tanah – PT Citrakarsa Hansaprima – si pemilik alias developer yang abai akan nasib dan kondisi si tanah memintanya kembali tanpa suatu kesan apapun. Meski sedih dan kecewa tapi kami pun merelakannya. Bukan hanya karena memang kami tidak berhak atas tanah tersebut. Melainkan, karena biar bagaimana pun, Saung telah memberikan kami pelajaran dan semangat yang tiada seorang pun bisa mengambilnya. Saung boleh tidak ada lagi tapi kebersamaan kami akan tetap terjalin erat.
Saung 04 telah resmi ditutup dan dibongkar. Kami kembalikan ia kepada yang berhak tapi tiada peduli. Kami pasti akan merindukannya. Dan kenangan terbaik tidak akan terlupakan. Ia bukan sekedar Saung biasa. Ia adalah Saung lambang kebersamaan warga RT 04 RW 10 Perumahan Permata Depok Regency. Selamat jalan Saung, terima kasih atas semua suka dan cerita di bawah naunganmu.
Update: Koleksi lengkap foto-foto perpisahan dengan Saung04. Terima kasih Pak Dion untuk dokumentasinya.
No comments:
Post a Comment