Thursday, February 28, 2008

Motor Saja Yang di Jalur Busway

Siang tadi, Aku menikmati perjalanan dari Depok menuju Kawasan Sudirman tepatnya Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk memenuhi janji pekerjaan. 

Ketika melalui daerah Warung Buncit yang dilalui jalur Busway, aku sempat memperhatikan keadaan lalulintas dan terpikir sesuatu ide yang mungkin akan nyeleneh untuk para pengambil kebijakan. Ide ini berkaitan dengan upaya mengurangi kemacetan akibat berkurangnya jalur jalan yang diambil oleh Busway.

Ide-ku adalah jangan lagi mobil pribadi diijinkan memasuki jalur Busway (seperti pernah diijinkan oleh Gubernur Fauzi Bowo). Melainkan, biarkan semua motor yang diijinkan memasuki jalur Busway. Betul, di jalur Busway hanya ada dua jenis kendaraan yaitu Busway sendiri dan sepeda motor. Argumenku adalah membuatkan spesialisasi yang dapat meningkatkan efisiensi jalan jika digunakan oleh kendaraan sejenis. 

Jalur non-Busway sedianya harus fokus untuk memenuhi kebutuhan jalan bagi mobil pribadi dan angkutan umum non-Busway yang memiliki ruang gerak terbatas. Sehingga, jika sepeda motor yang selama ini cukup merepotkan dan kian membatasi ruang gerak mobil dipindah seluruhnya ke jalur Busway maka hal tersebut akan meningkatkan arus gerak mobil. Motor sendiri akan diuntungkan dengan spesialisasi di jalur Busway, karena relatif lebih cepat geraknya dan tidak terganggu oleh manuver mobil. Busway tidak akan mengganggu secara signifikan karena mereka berhenti hanya pada titik-titik terhenti dan kecepatan mereka sudah bisa diimbangi oleh kecepatan motor. 

Tidakkah itu ide yang menarik?

No comments: