Monday, February 18, 2008

Kerja Bakti di Permata Depok Regency

Hari Minggu kemarin, warga Perumahan Permata Depok Regency (PDR) di Blok D1, D12 , dan D25 melaksanakan kegiatan kerja bakti yang ‘spesial’. Sebagai salah seorang warga PDR di Blok D25, aku ikut serta kegiatan tersebut.

Kerja bakti kali ini dikatakan ‘spesial’, setidaknya untukku, karena berlokasi di tanah kosong yang ada di sebelah selatan posisi rumahku. Jadi, diantara Blok D1 dan D25 terdapat lahan kosong yang belum ada peminatnya. Ada beberapa hal yang membuat lokasi tanah ini spesial. Tanah ini topografinya lebih tinggi dibandingkan perumahan di Blok D1. Meskipun sama tingginya dengan Blok D25, namun posisi tanah ini tersudut di antara kedua blok (D1 dan D25). Selain itu, tanah ini dilewati saluran air yang melewati PDR di bagian barat. Saluran air ini sangat penting karena menjadi bagian penting dari sistem pengairan keseluruhan komplek PDR. Paling tidak, itu menurutku lho, sebab aku yakin fungsi saluran air ini menjaga agar daerah yang lebih rendah di PDR tidak mengalami genangan air (baca: banjir). Hal ini terlihat dari tingginya posisi saluran air ini.


Tanah tersebut kalau boleh kusebut sebagai tanah yang terabaikan oleh sang pemilik, yaitu pihak pengembang PDR - PT Citrakarsa Hansaprima. Aku mengatakan demikian karena sudah sekian bulan tanah tersebut tidak dirawat oleh pengembang. Padahal, rumput-rumput liar yang semrawut tumbuh subur di lokasi ini. Bahkan, saking suburnya, tumbuh juga tanaman lain termasuk sejenis kangkung atau enceng gondok di saluran air yang melewatinya. Pada gilirannya, hal tersebut menyebabkan beberapa hal mulai dari terlihat kumuhnya lokasi tersebut, penuh dengan makhluk-mahkluk kecil besar, hingga tersumbatnya saluran air yang juga menghambat sampah-sampah yang terbawa di saluran tersebut. Padahal, jika memang tanah tersebut masih ingin ditawarkan atau dijual, seharusnya pengembang memperhatikan keadaan tanah tersebut sedemikian sehingga menarik bagi calon pembeli.

Kami, para warga mulai gemas dengan ‘ketidakpedulian’ sang pengembang. Maka kami berinisiatif untuk memanfaatkan sejadi-jadinya. Dimulailah dengan membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh dan meratakan tanahnya. Selain itu, saluran air juga dibersihkan agar aliran air lebih lancar sehingga suara gemericik air yang mengalir dapat meneduhkan suasana yang sudah kadung tidak terurus tadi. Kemudian, para warga akan segera menggunakan tanah tersebut untuk berbagai kegiatan mulai dari sarana olahraga kecil seperti tenis meja dan sekedar lokasi untuk berdiskusi, ngobrol. Mungkin para warga akan mendirikan tempat berkumpul, semacam gubuk-gubukan dari bambu beratap jerami. Atau apa pun yang bisa membuat warga semakin guyub. Dan yang terpenting, tanah tersebut tidak disia-siakan oleh sang pengembang begitu saja.

Satu catatan penting yang patut menjadi perhatian kita semua dari kegiatan kerja bakti warga PDR ini adalah betapa pentingnya kita mencermati keadaan lingkungan, terutama sampah plastik. Salah satu temuan kami ketika membersihkan saluran air, betapa banyak sampah plastik yang menumpuk dan menghambat, bukan hanya aliran air, melainkan juga sampah-sampah organik lain yang seharusnya tidak terlalu mengkhawatirkan. Bayangkan saja, jika sampah plastik (seperti tampak di dalam foto di bawah ini) menutup saluran air, maka jangan salah hujan yang deras jika kemudian kita akan menghadapi genangan air di depan rumah kita atau malah banjir ringan hingga akut.

Sekarang aku mengerti mengapa plastik sudah tidak disukai di luar negeri sana. Ayo, kita bersihkan saluran air dan kurangi sampah plastik! Sebagai pengingat saja, sudahkah Anda membersihkan saluran air di lingkungan Anda?

PS: berikut ini beberapa foto kegiatan kerja bakti di PDR Blok D1, D12 dan D25.







No comments: