malam ini menipu rasa
matahari masih menahan baranya
dilangit yang memerah jingga
tapi dingin dihembus ke dalam jiwa
matahari juga menipu cuaca
bersama awan seolah ceria
berlari-lari di sudut angkasa
namun tak terjangkau hasrat di sana
angin menyusup dari celah jendela
gigil sekujur kasih tak pernah bisa dipercaya
kau tetap gigih berkata-kata
bahwa aku lahir sejak pagi selalu mendusta
sehingga bahkan segala upaya
tak kan pernah bisa disapa berguna
maka
harus ditempatkan dimana?
malam yang menipu rasa
dan matahari yang juga menipu cuaca
hanya kau yang terutama
buah pikir dan kecerdasanmu segala
secara ini hati ku bukan mulia
kedunguan sempurna aku si manusia
jangan mencoba menjawabnya
seperti ketika kau tetap gigih berkata-kata
aku tiada akan berdaya apa
No comments:
Post a Comment