angin kupinta mengamini ingin
agar bisa menekuni rindu
malam kuterjang tiada penghalang
demi ruang melihat bulan
angin dan malam
yang biasa menemani
sendiri
kutinggalkan
para penanti yang setia
kulalaikan
segalanya untuk hasrat
beri harapan menjadi
sejuta cinta yang terpendam
namun...
mengapa tak kenan lebih lama?
syahdu semu itu tak mau
mengecup rindu hingga relung kalbu?
maka tiba, sepi dan sunyi lepas tertawa...
hatiku...
lelaplah hingga nanti
indahlah mencipta mimpi
akan kutemani sambil mengecup elegi
No comments:
Post a Comment