"Tarif empat jenis pajak kendaraan bermotor akan dinaikkan dan satu jenis retribusi baru akan diterapkan sebagai bagian dari kebijakan penurunan konsumsi bahan bakar minyak. Pemerintah menginginkan daerah berperan optimal dalam penghematan BBM."Dari berita Kompas tersebut, sebenarnya ada yang patut kita perhatikan. Menurutku, kita harus membedakan antara konsep "pemilikan" versus "penggunaan". Jika pemerintah ingin berupaya menekan tingkat konsumsi BBM, seharusnya yang menjadi fokus adalah penggunaan bukan pemilikan. Maksudku begini:
Secara ekonomi, pajak dan retribusi kendaraan bermotor lebih menargetkan pada biaya "pemilikan". Artinya, sebagai instrumen ekonomi pajak dan retribusi yang dipungut sekali dalam setahun bahkan dengan tingkat yang paling mahal sekali pun hanya akan mengurangi kepemilikan kendaraan bermotor. Hal tersebut tidak dapat menjadi jaminan bahwa penggunaan kendaraan akan berkurang. Dengan kata lain, hal tersebut juga tidak akan menjamin bahwa tingkat konsumsi BBM akan berkurang. Oleh sebab itu, kebijakan ini memang rentan dampaknya pada industri otomotif dalam bentuk penurunan tingkat permintaan terhadap kendaraan.
Jika pemerintah memang ingin menurunkan tingkat konsumsi BBM - yang dituduh terbesar untuk kendaraan bermotor - maka seharusnya pemerintah fokus pada bagaimana caranya mengurangi "penggunaan" kendaraan bermotor. Artinya, silahkan saja individu atau penduduk memiliki mobil atau motor sebanyak yang mereka inginkan. Namun, jika ingin menggunakannya mereka harus "membayar" biaya penggunaan jalan raya yang semakin 'langka'.
Ingat, jumlah dan panjang jalan tidak meningkat dalam tingkat yang sama dengan tingkat penggunaannya (baca: jumlah mobil dan motor yang beredar di jalan). Jalan raya menjadi relatif lebih langka dari sisi ketersediaanya. Kelangkaan menunjukkan secara relatif semakin mahalnya 'jalan' untuk digunakan oleh kendaraan bermotor. Oleh karena itu, harus dipikirkan instrumen ekonomi apa saja yang bisa diterapkan untuk mengurangi "penggunaan" kendaraan bermotor?
Menurutku, ada beberapa solusi untuk mengurangi tingkat "penggunaan" kendaraan bermotor:
- Menyediakan sarana transportasi umum yang lebih baik, memadai, lengkap dan terintegrasi. Ini untuk menampung yang melakukan substitusi dari pengguna kendaraan pribadi.
- Menerapkan "biaya" yang lebih tinggi untuk aspek penggunaan kendaraan pribadi, antara lain: jalan tol, parkir di lokasi-lokasi tertentu, dan pembatasan penggunaan pada jam-jam tertentu.
Khusus untuk solusi kedua, salah satu contoh radikal dari kebijakan yang bisa adalah menaikkan tarif parkir di mal-mal mewah dan besar serta menurunkan tarif parkir di pusat-pusat transportasi umum seperti stasiun kereta atau terminal bus untuk kompensasi bagi penduduk yang menggunakan kendaraan pribadi hanya untuk penghubung dari rumah ke tempat-tempat transportasi umum. Pendapatan dari tarif parkir yang semakin tinggi bisa dialihkan untuk mendukung (baca: subsidi) transportasi massal yang - sedianya - terus ditingkat ketersediaan dan kualitasnya.
Bagaimana? Ada yang tidak setuju?
No comments:
Post a Comment