Monday, December 10, 2018

Kepergian Pasangan Sejati



"But true love is a durable fire, in the mind ever burning, never sick, never old, never dead, from itself never turning." ~Walter Raleigh
Setahun lalu, di hari Jumat 8 Desember 2017, merupakan hari di mana Ibu dan Bapak kami diperabukan dalam sebuah upacara kremasi yang panjang. Panjangnya prosesi tersebut bukan karena prosesinya yang memang panjang, melainkan karena mereka berdua memutuskan untuk menuntaskan janji bersama sehidup semati hingga api terakhir yang melebur raga mereka padam. 
Enam hari sebelumnya, Ibu pergi lebih awal meninggalkan Bapak setelah 5 hari sakit. Lima hari menjelang kremasi Ibu yang dijadwalkan, Bapak juga jatuh sakit hingga akhirnya menyusul Ibu juga. Uniknya, Bapak menarik nafas terakhirnya sesaat setelah abu kremasi Ibu selesai diproses. Semua orang mencoba membaca apa tanda yang muncul dari urutan peristiwa tersebut dan akhirnya kami putuskan melanjutkan prosesi kremasi untuk Bapak. Abu Ibu pun menunggu diselesaikannya prosesi untuk Bapak agar abu mereka berdua bisa berkumpul bersama hingga akhir prosesi nanti.
Ibu dan Bapak bukanlah figur pasangan yang romantis. Saya tak pernah mendengar mereka berdua saling mengumbar kata cinta atau sayang atau kecupan2 ala film-film drama. Pokoknya mereka bukan 'role model' pasangan percintaan yang mungkin dibayangkan atau bahkan diimpikan banyak orang. Sejauh yang saya ingat, satu-satunya film yang pernah mereka tonton di bioskop (berdua saja!) adalah film 'Ghost' yang diperankan oleh Patrick Swazye dan Demi Moore. Bisa dibilang itulah satu-satunya hal romantis yang pernah kami lihat langsung dari mereka.
Tapi, mereka adalah orang tua yang penuh kasih sayang dan perhatian pada anak-anaknya. Meskipun mereka tetap tidak terlalu mudah mengumbar kata sayang pada anak-anaknya. Jika ada konflik dan perselisihan pendapat, mereka mengajarkan agar tidak berlarut-larut dan 'move on'. Mereka juga pasangan yang memiliki semangat sosial yang tinggi. Ibu aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan lewat pendidikan luar sekolah/kursus. Bapak terkenal akrab dengan siapa saja dan kenal dengan banyak orang, termasuk kolega dan 'inner circle' yang Ibu miliki. Bapak mungkin orang yang paling supel dalam berbagai pergaulan dan terkenal karena cerita-ceritanya yang memeriahkan suasana.
Kini setahun sudah keduanya absen dari kehidupan kami. Sulit menjelaskan rasa kehilangan yang kami rasakan karena masih tak menyangka mereka berdua pergi hanya selisih beberapa hari. Entah apa tanda yang dimunculkan dalam 5 hari penantian mereka berdua sejak sakit hingga akhirnya abu mereka dilarung ke sumber air yang bermuara ke laut. Tapi satu hal yang pasti, mereka telah menyelesaikan janji suci cinta dan pernikahan berdua hingga akhir waktu. Sesuatu yang mungkin diimpikan juga oleh banyak pasangan kekasih lain di muka bumi ini. 
Ibu dan Bapak menunjukkan bahwa cinta sejati tak pernah memiliki akhir yang membahagiakan karena cinta sejati sesungguhnya tak pernah berakhir. Terima kasih Ibu dan Bapak atas cinta kasih kalian. 

Copyright © Dewa Wisana. All rights reserved

No comments: