Tuesday, July 17, 2018

Perilaku Macet

Gw gak komplain soal macet ya, saudara2 dan kawan2 semua. Buat gw, kalau loe tinggal di perkotaan, macet itu keniscayaan. Jadi, kalau ada pemimpin yang bilang mengurai kemacetan itu mudah, gw gak percaya. Kalau ada yang berargumen, "tambah angkutan umum" akan mengurangi kemacetan, gw gak percaya. Kalau ada yang berargumen, "tambah jalan" akan mengurangi kemacetan, gw gak percaya. Kalau ada yang berargumen, "pajak kendaraan dinaikin pasti macet berkurang," gw ngakak aja deh...kayak dia rela aja pajak kendaraannya naik setiap tahun. Gw menerima bahwa sumber kemacetan adalah gw sendiri sebagai pengguna jalan (I'm traffic!).
Yang gw komplain itu 'perilaku' kita di jalan raya. Kota2 besar lain juga macet, tapi mereka tetap 'sadar' dan berupaya agar kemacetan tidak diperburuk dengan kelakuan yang barbar serta tak berperikemanusiaan (buat gw, nyerobot antrian dan tak memberi kesempatan penyeberang itu adalah kelakuan tak berperikemanusiaan). 
Jadi, kalau ada yang komplain "macet tambah parah nih!" coba deh introspeksi diri loe sendiri dulu.
1. Antri kendaraan loe lurus gak? Atau, masih suka gonta-ganti jalur dan motong kiri-kanan?
2. Happy kalau melawan arus? Atau, antri di sisi kanan terluar sehingga bikin macet arah sebaliknya?
3. Suka melanggar larangan putar-balik (U-Turn)? Kalau pernah, hipokrit tuh namanya. Apalagi kalau loe pakai alasan, "Abis jauh sih!"
4. Merasa maklum jika parkir sembarang sambil nyalain lampu hazard di wilayah larangan parkir? Itu namanya egois akut
5. Biasanya bersuka cita kalau mendahului dari bahu jalan (khusus untuk di jalan tol)? Ini orang yang berasa tuhan sekaligus pembalap, menyedihkan.
6. Sering nyalahin polisi yang menilang sambil sembunyi2 di wilayah yang loe tahu ada rambu larangan tapi masih dilanggar juga? Kayak keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali, tapi loe lebih parah karena yang disalahin lubangnya. 
Dan masih banyak lagi lho ya... coba deh ngaca dan inget2 tadi gaya nyupir atau nunggang motor loe kayak gimana. Gampang lho nyalahin orang lain dan anggap orang lain gak ngerti aturan lalulintas, tapi susah banget melihat apalagi mengakui kalau kelakuan kita yang senang menang sendiri dan berasa surga punya kita sendiri lah yang bikin semua masalah ini jadi menahun dan jadi praktek umum semua umat. Sempurna!

Copyright © Dewa Wisana. All rights reserved

No comments: