We tend to exaggerate the relevance of our own experience. We 'weight' our data, and give far too much weight to one particular data point: ourselves.
Thus, we are often wrong about how the world works when we rely just on what we hear or personally experience.
#data #analysis
Copyright © Dewa Wisana. All rights reserved
Embun hanyalah setetes pagi yang mencoba menyusun kata. Namun kata selalu mencari makna. Gerombolan pikiran yang berduyun mencari ruang. Tanpa aturan, tanpa batasan. Ada yang memicu, ada yang menginspirasi. Cetak peristiwa masa lalu, baru tadi atau cita-cita ke depan belum pasti. Dan... embun pun menetes jatuh lenyap terserap bumi tatkala fajar kian hangat. Bila kenan kan, nantilah hingga esok hari sebelum jadi pagi. Semoga masih kan ada susunan kata baru...
Friday, July 20, 2018
Tuesday, July 17, 2018
Melawan Arus
Jadi ingat obrolan di warkop saat nunggu KRL.
X: "Penyebab macet di lokasi [simpul kemacetan rutin] sebenarnya motor2 dan angkot yg lawan arus."
Saya: "Betul, Pak. Dan gak bisa sembuh tuh."
X: "Saya juga kadang2 lawan arus sih pas perlu." 😜
X: "Penyebab macet di lokasi [simpul kemacetan rutin] sebenarnya motor2 dan angkot yg lawan arus."
Saya: "Betul, Pak. Dan gak bisa sembuh tuh."
X: "Saya juga kadang2 lawan arus sih pas perlu." 😜
Kadang2 itu sinonim dari sering... 😔
Copyright © Dewa Wisana. All rights reserved
Perilaku Macet
Gw gak komplain soal macet ya, saudara2 dan kawan2 semua. Buat gw, kalau loe tinggal di perkotaan, macet itu keniscayaan. Jadi, kalau ada pemimpin yang bilang mengurai kemacetan itu mudah, gw gak percaya. Kalau ada yang berargumen, "tambah angkutan umum" akan mengurangi kemacetan, gw gak percaya. Kalau ada yang berargumen, "tambah jalan" akan mengurangi kemacetan, gw gak percaya. Kalau ada yang berargumen, "pajak kendaraan dinaikin pasti macet berkurang," gw ngakak aja deh...kayak dia rela aja pajak kendaraannya naik setiap tahun. Gw menerima bahwa sumber kemacetan adalah gw sendiri sebagai pengguna jalan (I'm traffic!).
Yang gw komplain itu 'perilaku' kita di jalan raya. Kota2 besar lain juga macet, tapi mereka tetap 'sadar' dan berupaya agar kemacetan tidak diperburuk dengan kelakuan yang barbar serta tak berperikemanusiaan (buat gw, nyerobot antrian dan tak memberi kesempatan penyeberang itu adalah kelakuan tak berperikemanusiaan).
Jadi, kalau ada yang komplain "macet tambah parah nih!" coba deh introspeksi diri loe sendiri dulu.
1. Antri kendaraan loe lurus gak? Atau, masih suka gonta-ganti jalur dan motong kiri-kanan?
2. Happy kalau melawan arus? Atau, antri di sisi kanan terluar sehingga bikin macet arah sebaliknya?
3. Suka melanggar larangan putar-balik (U-Turn)? Kalau pernah, hipokrit tuh namanya. Apalagi kalau loe pakai alasan, "Abis jauh sih!"
4. Merasa maklum jika parkir sembarang sambil nyalain lampu hazard di wilayah larangan parkir? Itu namanya egois akut
5. Biasanya bersuka cita kalau mendahului dari bahu jalan (khusus untuk di jalan tol)? Ini orang yang berasa tuhan sekaligus pembalap, menyedihkan.
6. Sering nyalahin polisi yang menilang sambil sembunyi2 di wilayah yang loe tahu ada rambu larangan tapi masih dilanggar juga? Kayak keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali, tapi loe lebih parah karena yang disalahin lubangnya.
1. Antri kendaraan loe lurus gak? Atau, masih suka gonta-ganti jalur dan motong kiri-kanan?
2. Happy kalau melawan arus? Atau, antri di sisi kanan terluar sehingga bikin macet arah sebaliknya?
3. Suka melanggar larangan putar-balik (U-Turn)? Kalau pernah, hipokrit tuh namanya. Apalagi kalau loe pakai alasan, "Abis jauh sih!"
4. Merasa maklum jika parkir sembarang sambil nyalain lampu hazard di wilayah larangan parkir? Itu namanya egois akut
5. Biasanya bersuka cita kalau mendahului dari bahu jalan (khusus untuk di jalan tol)? Ini orang yang berasa tuhan sekaligus pembalap, menyedihkan.
6. Sering nyalahin polisi yang menilang sambil sembunyi2 di wilayah yang loe tahu ada rambu larangan tapi masih dilanggar juga? Kayak keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali, tapi loe lebih parah karena yang disalahin lubangnya.
Dan masih banyak lagi lho ya... coba deh ngaca dan inget2 tadi gaya nyupir atau nunggang motor loe kayak gimana. Gampang lho nyalahin orang lain dan anggap orang lain gak ngerti aturan lalulintas, tapi susah banget melihat apalagi mengakui kalau kelakuan kita yang senang menang sendiri dan berasa surga punya kita sendiri lah yang bikin semua masalah ini jadi menahun dan jadi praktek umum semua umat. Sempurna!
Copyright © Dewa Wisana. All rights reserved
Subscribe to:
Posts (Atom)