Kata-kata Suwardi dan Dekker terbukti jadi kenyataan 100 tahun kemudian, pada hari ini. Indonesia bukan sekadar multi kultural, tapi juga inter kultural: tiap orang jadi Indonesia karena memasukkan kebudayaan yang lain ke dalam dirinya. Sebab Indonesia bukanlah ke bhineka an yang bersekat sekat seperti dalam rezim apartheid. Indonesia adalah sebuah proses yang eklektik, bercampur, berbaur dengan bebas.
Sungguh ini merupakan kesadaran yang harus terus ditumbuhkan dan dikembangkan. Menjadi bangsa yang tangguh sekaligus besar, bukan hanya dilakukan secara fisik namun juga secara pemikiran dengan terus menyadari arti proses yang dialaminya. Hidup Indonesia!