Embun hanyalah setetes pagi yang mencoba menyusun kata. Namun kata selalu mencari makna. Gerombolan pikiran yang berduyun mencari ruang. Tanpa aturan, tanpa batasan. Ada yang memicu, ada yang menginspirasi. Cetak peristiwa masa lalu, baru tadi atau cita-cita ke depan belum pasti. Dan... embun pun menetes jatuh lenyap terserap bumi tatkala fajar kian hangat. Bila kenan kan, nantilah hingga esok hari sebelum jadi pagi. Semoga masih kan ada susunan kata baru...
Sunday, March 18, 2007
Badai
Aku menanti badai Badai yang kutanam bibitnya Dengan kesadaran Namun, aku tak pernah tahu Akan sebesar apa badai Yang akan kutuai nanti
Aku menanti badai Yang akan menelan Segenap harap Agar tersisa satu saja Cinta yang memeluk hangat
No comments:
Post a Comment