Setangkai atau serangkai
Bunga tersembahkan untuk kejutan
Bagi jiwa yang telah menambat hati
Tiada kata yang mampu jelaskan
Mengapa?
Ketika aku memiliki sebuah bunga
seperti yang pernah membuatmu tertawa
Aku telah melangkah melalui taman
yang tak pernah berakhiran
Masih perlukah pertanyaan
Mengapa?
Bunga itu adalah dirimu sendiri
Setangkai atau serangkai
Kaulah persembahan untuk kejutan
Jiwa yang telah menambat hati tuan
Hingga hanya satu kata yang mampu terkata
Cinta...
Akankah jiwa merasakan
getar hati ini?
Embun hanyalah setetes pagi yang mencoba menyusun kata. Namun kata selalu mencari makna. Gerombolan pikiran yang berduyun mencari ruang. Tanpa aturan, tanpa batasan. Ada yang memicu, ada yang menginspirasi. Cetak peristiwa masa lalu, baru tadi atau cita-cita ke depan belum pasti. Dan... embun pun menetes jatuh lenyap terserap bumi tatkala fajar kian hangat. Bila kenan kan, nantilah hingga esok hari sebelum jadi pagi. Semoga masih kan ada susunan kata baru...
Tuesday, March 29, 2005
Monday, March 28, 2005
Bunga
Bunga…
Segenggam bunga ditanganku
Warna putih lili dan merah muda mawar…
Wangi yang semerbak diseluruh penjuru
Serasa turun ke bumi para dewa
Bunga…
Datang terlambat di hari yang panas
Hari di mana 26 tahun lalu Tuhan menaruh nafas
Di perut seorang perempuan sederhana
Yang tak pernah menyerah dengan keadaan
Bunga…
Dikirim dari seseorang jauh
Seseorang yang jatuh hati padaku enam tahun lalu
Tak pernah kalah oleh egoku
Yang kian rapuh dimakan umur
Bunga…
Simbolik perjuangan dan kasih sayang
Dari ibu dan kekasih lelaki
Yang memaknakan segala cinta
dari semua kasih yang ada di bumi
Bunga…
Mawar dan lili
Dari kekasih yang mencinta di ufuk barat
Untuk merayakan perjuangan seorang ibu
Demi melahirkanku
28 Maret 2005
"Ulang tahun Ruri ke 26. Dua onggok bunga dikirim ke arah yang berlawanan, dari seorang kekasih yang mencinta tak hanya sesekali tapi selalu dan selamanya…"
*Ditulis oleh Ruri
Segenggam bunga ditanganku
Warna putih lili dan merah muda mawar…
Wangi yang semerbak diseluruh penjuru
Serasa turun ke bumi para dewa
Bunga…
Datang terlambat di hari yang panas
Hari di mana 26 tahun lalu Tuhan menaruh nafas
Di perut seorang perempuan sederhana
Yang tak pernah menyerah dengan keadaan
Bunga…
Dikirim dari seseorang jauh
Seseorang yang jatuh hati padaku enam tahun lalu
Tak pernah kalah oleh egoku
Yang kian rapuh dimakan umur
Bunga…
Simbolik perjuangan dan kasih sayang
Dari ibu dan kekasih lelaki
Yang memaknakan segala cinta
dari semua kasih yang ada di bumi
Bunga…
Mawar dan lili
Dari kekasih yang mencinta di ufuk barat
Untuk merayakan perjuangan seorang ibu
Demi melahirkanku
28 Maret 2005
"Ulang tahun Ruri ke 26. Dua onggok bunga dikirim ke arah yang berlawanan, dari seorang kekasih yang mencinta tak hanya sesekali tapi selalu dan selamanya…"
*Ditulis oleh Ruri
Sunday, March 27, 2005
Satu Jam
Beberapa saat lalu...
Aku kian merasakannya
Kian merasakan dekat denganmu
Entah bagaimana waktu yang bekerja
mengatakan bahwa antara aku dan dirimu
semakin dekat lagi
semakin dekat satu jam lagi
Diantara satu jam ini...
aku tak ingin menjamah mimpi
pejaman mata hanya melukis senyum
nan indah dari dirimu
Maka...
Aku ingin meresapi karunia dari alam
untuk kita
dalam bayang samar bulan malam
aku merasa sembunyi jemarimu
telah menyentuh bahuku
lirih angin semilir membisik sapa
"apa kabar?" di telingaku
juga kilau sendu para bintang di atap angkasa
mengerling dari sudut indah matamu
Ah, aku kian tak sabar menunggu...
Bilakah segera bisa kucurahkan semuanya
dalam satu saat bersama?
Aku sungguh merindukanmu...
Kumohon, kekasihku
Tunggulah dua purnama mengiringimu
dan fajar setelahnya akan membawaku
kepadamu dengan cinta...
Aku sayang kamu, Ruri...
Ås, 27Mar2005
"...summer time in Norway, can't help myself not to miss you so much. I feel getting close with you"
Aku kian merasakannya
Kian merasakan dekat denganmu
Entah bagaimana waktu yang bekerja
mengatakan bahwa antara aku dan dirimu
semakin dekat lagi
semakin dekat satu jam lagi
Diantara satu jam ini...
aku tak ingin menjamah mimpi
pejaman mata hanya melukis senyum
nan indah dari dirimu
Maka...
Aku ingin meresapi karunia dari alam
untuk kita
dalam bayang samar bulan malam
aku merasa sembunyi jemarimu
telah menyentuh bahuku
lirih angin semilir membisik sapa
"apa kabar?" di telingaku
juga kilau sendu para bintang di atap angkasa
mengerling dari sudut indah matamu
Ah, aku kian tak sabar menunggu...
Bilakah segera bisa kucurahkan semuanya
dalam satu saat bersama?
Aku sungguh merindukanmu...
Kumohon, kekasihku
Tunggulah dua purnama mengiringimu
dan fajar setelahnya akan membawaku
kepadamu dengan cinta...
Aku sayang kamu, Ruri...
Ås, 27Mar2005
"...summer time in Norway, can't help myself not to miss you so much. I feel getting close with you"
Wednesday, March 23, 2005
She Walks in Beauty
Aku menemukan puisi yang bagus karya Lord Byron. Judulnya:
She walks in beauty, like the night
of cloudless climes and starry skies,
And all that's best of dark and bright
Melts in her aspect and her eyes;
Thus mellowed to that tender light
Which Heaven to gaudy day denies...
And on that cheek and o'er that brow
So soft, so calm, yet elequent,
The smiles that win, the tints that glow,
But tell of days in goodness spent --
A mind at peace with all below,
A heart whose love is innocent
Ås, 22Mar2005
"...dalam pencarian sebuah hadiah ulang tahun yang semoga bisa menjadi "surprise""
She Walks in Beauty
She walks in beauty, like the night
of cloudless climes and starry skies,
And all that's best of dark and bright
Melts in her aspect and her eyes;
Thus mellowed to that tender light
Which Heaven to gaudy day denies...
And on that cheek and o'er that brow
So soft, so calm, yet elequent,
The smiles that win, the tints that glow,
But tell of days in goodness spent --
A mind at peace with all below,
A heart whose love is innocent
Ås, 22Mar2005
"...dalam pencarian sebuah hadiah ulang tahun yang semoga bisa menjadi "surprise""
Wednesday, March 09, 2005
waktu
Menghentikan waktu bilakah bisa
kala menentukan pilihan
yang diambil oleh takdir
tapi sesungguhnya tak pernah ada
karena jawaban atas pertanyaan,
"mengapa?"
ada di atas sana
Hingga akhirnya bisa menemukan
rasa pun tak perlu dimakna
segala ada segala tiada
Kekal...
tapi menghilang...
kala menentukan pilihan
yang diambil oleh takdir
tapi sesungguhnya tak pernah ada
karena jawaban atas pertanyaan,
"mengapa?"
ada di atas sana
Hingga akhirnya bisa menemukan
rasa pun tak perlu dimakna
segala ada segala tiada
Kekal...
tapi menghilang...
Subscribe to:
Posts (Atom)